5.11.2013

Aku dan hanya aku

Tak ada yang disalahkan hanya saja cinta muncul ditempat yang salah ditempat yang tak akan pernah ada kisah ditempat yang mungkin hanya aku yang dapat terjamah Aku tak takut akan hadirnya cinta hanya, aku takut jika cinta tak dapat berkompromi yang nantinya hanya akan menjadi duri menusuk-nusuk relung hati yang sepi Duhai cinta, bisakah kau kompromi pada aku dan waktu? bisakah kita pilih belahan jiwa untuk ku? bisakah untuk tidak memojokanku selalu? aku lelah mendapatkan cinta yang salah aku lelah untuk selalu tidak dipedulikan aku lelah mencintai seseorang untuk disembunyikan Rasa ini sungguh kuat tapi aku tahu, aku hanyalah aku yang tak ada dihatimu, yang tak berarti untuk mu sungguh tragis, aku hanya bisa menangis dan berharap cinta dapat adil padaku dan mempertemukanku kepada belahan jiwaku (source: cintia imami)

5.09.2013

Suatu Malam dengan Kerinduan

malam mencengkram, hanya ada aku dan kerinduan yang mendalam. aku bersandar melihat butiran-butiran air yang turun dari langit, merasakan hembusan angin yang membuatku terdiam, teringat ku akan sosok seseorang yang belum ku temukan siapakah dia, dimanakah dia, dan sedang apakah dia? aku terpana sambil ku pandangi langit yang berselimut awan hitam dan dihalangi butiran air. aku sangat merasakan kegundahan dan kegalauan dalam hatiku, ku curahkan segala isi hatiku dimalam tanpa bintang itu, dimalam yang sangat hampa dengan di selimuti kebisuan yang amat sangat, hanya terdengar suara rintikan hujan yang mengalun digendang telinga ku, hingga tiupan angin yang menyentuh samapi ke sum-sum tulang ku.
masih kurasakan kerinduan itu, masih kurasakan boncahan rasa yang menggebu-gebu dalam dada yang membuat ku ingin segera bertemu dengan sosok yang paling kuat yang melekat pada pikiranku saat ini.
malam, hujan, dan angin menemaniku mengisi kerinduan ini, membuat kerinduanku semakin menggebu, dengan adanya mereka. ketika malam rasa rindu itu semakin terasa hingga tak terbendung. hujan menjadikan ku semakin tersadar akan rindunya aku kepada sosok dirimu. angin ku lihat sebagai perantara untuk menyampaikan kerinduanku kepadamu.
jika kau tahu dan mengerti, disetiap tetes hujan yang turun saat itu, ku selipkan kalimat yang menyampaikan kerinduanku akan sosok dirimu. dan jika angin benar-benar bisa membawa pesanku untuk mu, ketahuilah, dirimu selalu ada disetiap permohonan didalam do’a ku. wahai sosok yang kurindukan..
(source: cintia imami)